Massifkan Penurunan Stunting di Barru, Hasnah Syam Launching Inovasi Gerakan "Ayo Makan Telur"

    Massifkan Penurunan Stunting di Barru, Hasnah Syam Launching Inovasi Gerakan "Ayo Makan Telur"
    Ketua TP PKK Barru, drg. Hj. Hasnah Syam, MARS.

    BARRU - Ketua TP PKK Kabupaten Barru, drg. Hj. Hasnah Syam, MARS., melaunching inovasi "Gerakan Ayo Makan Telur", di Lantai VI Menara Kantor Bupati Barru, pada Kamis (14/7/2022).

    Acara Launching tersebut dihadiri langsung oleh Bupati Barru, Ir. H. Suardi Saleh, M.Si., Wakil Bupati, Sekda Barru, para Pimpinan OPD, para Camat, Ketua PKK, Kepala UPT Puskesmas, Lurah/Kades dan para Ketua Mpo Darti.

    Gerakan Ayo Makan Telur merupakan gagasan dan inovasi yang canangkan oleh Ketua PKK Hasnah Syam dalam rangka percepatan penurunan Stunting di Kabupaten Barru.

    Dalam sambutannya, Hasnah Syam yang juga Anggota Komisi IX DPR RI., mengungkapkan bahwa inovasi yang di launching pada hari ini, adalah didasari semata mata karena keinginan dan harapan  agar bagaimana kiranya dapat membantu upaya upaya nyata pemerintah kabupaten Barru, dalam program percepatan penurunan stunting.

    Dijelaskan, keinginan itu hadir karena selama ini TP PKK selalu menempatkan diri selaku mitra terbaik dan mitra terdekat pemerintah, dalam mensukseskan segala program-program pembangunannya, terutama yang berkaitan dengan sasaran keluarga, ibu dan anak, mulai dari tingkat kabupaten, tingkat kecamatan dan tingkat kelurahan atau desa.

    "Kami berharap, mudah mudahan bapak Bupati selaku perwakilan pemerintah Kabupaten Barru beserta segenap jajaran dapat juga melihat dan menilai ini sebagai suatu kontribusi nyata dari kami TP PKK yang mau melihat kabupaten Barru semakin maju dan berdaya saing tinggi baik ditingkat provinsi maupun ditingkat nasional bahkan di kancah internasional", terang Hasnah Syam.

    Lebih lanjut dikatakan Hasnah Syam, Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

    "Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunting, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif", jelasnya.

    Sementara itu, Bupati Barru Suardi Saleh dalam sambutannya mengatakan, salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting dengan bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.

    "Pemerintah berkomitmen untuk mendorong masyarakat meningkatkan konsumsi telur mengingat Telur merupakan salah satu solusi untukpersoalan kebutuhan gizi yang dapat mencegah stunting", ungkapnya.

    Menurutnya, Telur memang bukan hanya mudah diperoleh dan mudah diolah, tapi termasuk bahan makanan yang kaya akan nutrisi. Telur bahkan layak diklasifikasikan sebagai makanan super karena kandungan zat gizinya.

    "Melalui Gerakan Ayo Makan Telur, diharapkan nantinya semua orang tua menyiapkan menu setiap harinya untuk balita terdapat satu butir telur, guna menambah protein dalam makanan balita", harap Bupati.

    (Ahkam/Humas Barru)

    barru sulsel
    Muh. Ahkam Jayadi

    Muh. Ahkam Jayadi

    Artikel Sebelumnya

    Bu Dokter Hasnah Syam Serahkan Bantuan Boks...

    Artikel Berikutnya

    Legislator Hasnah Syam dan BKKBN RI Sosialisasi...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Kapolri Beri Kenaikan Pangkat Anumerta ke Almarhum AKP Ulil Ryanto
    Kapolri Sebut Pengamanan Nataru Akan Dilakukan 141.443 Personel
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan

    Ikuti Kami